Cinta Untuk Vira

Cinta. Adakah orang yang tak tahu soal cinta ?? Semua orang tahu soal cinta. Bahkan, anak-anak jaman sekarang mainannya sudah cinta-cintaan. Sedikit-sedikit main cinta. Cinta itu terkadang indah, tetapi terkadang menyakitkan. Terkadang membuat lupa pada dunia dan urusan sendiri. Terkadang cinta memberikan rasa benci yang kelewat batas. Cinta itu buta. Cinta itu senang. Cinta itu pedih. Cinta itu nikmat. Cinta itu sakit. Cinta itu pengorbanan. Cinta itu indah.

****

Sebenarnya Anto sendiri pernah mengalami yang namanya cinta. Jatuh cinta dan putus asa karena cinta. Kejadian ini jadi karena disebabkan Anto ketemu dengan seorang cewek. Sebut saja namanya Vira. Anto mulai jatuh cinta sama Vira saat memulai kehidupan di dunia kampus. Awalnya mereka jarang ketemu, padahal sudah satu fakultas. Mereka pun pernah berada dalam satu kelas yang sama. Anto ingin sekali mengajak Vira ngobrol, entah apa daya Anto mengurungkan niat itu. Anto pun hanya bisa mengaguminya dari belakang. Dia buka facebook-nya, melihat foto-fotonya. Anto merasa dirinya seperti penguntit. Dia tak ingin melakukan hal ini terus-menerus. Dia bosan.

****

“Kenapa kamu lebih memilih masuk radio daripada UKM yang lain ??” tanya GM RaKom, Galang.
“Karena radio menarik bagi saya dan saya ingin menambah pengalaman baru.” sahut Anto.
Ya, Anto masuk ke UKM RaKom di kampusnya. Dia ingin melepas kepenatan dari rutinitas yang dijalaninya, kuliah dan Vira. Vira seakan tak pernah lepas dari pikirannya. Dia juga berharap Vira masuk ke dalam UKM yang sama. Dan harapannya itu benar. Dia melihat Vira di Rakom saat penerimaan anggota baru. Anto berpikir inilah saat yang tepat untuk berkenalan dengan Vira.

“Hai, aku Anto, salam kenal”

“Aku Vira, salam kenal juga ya !”

Anto merasa hari itu adalah hari yang bahagia untuk dirinya karena dia bisa berkenalan dengan cewek idamannya yaitu Vira. Disaat itu juga mereka bertukar nomor handphone. Awalnya Anto sedikit tidak percaya karena Vira mau memberikan nomor handphone-nya. Tapi, Anto merasa inilah saat yang tepat untuk mendekati Vira. Dimulailah hari-hari Anto berkomunikasi dengan Vira. Mereka menjadi sering SMS-an dan telfonan. Anto sungguh senang dengan keadaan ini. Ditambah, Anto berpasangan dengan Vira dalam bermain peran dalam persembahan untuk senior mereka di UKM RaKom. Anto senang sekali, dan Vira malu-malu kucing.

****

Mereka pun menjadi semakin sering bersama. Baik itu di RaKom, kampus, bahkan saat mengikuti kelas. Anto pun ingin segera “menembak” Vira. Hanya saja, mungkin sedikit agak nekat kalau Anto langsung “menembak” Vira yang notabene masih punya cowok. Anto hanya bisa berdekatan dengan Vira sebatas teman saja untuk saat ini. Dia belum bisa bergerak lebih jauh lagi. Menunggu. Ya, Anto menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan cintanya pada Vira, namun bukan pada saat ini. 2 bulan berlalu, Anto mendapat kabar bahwa Vira sudah putus sama cowoknya. Anto berpikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk “menikung”. Semakin gencarlah Anto mendekati Vira. Dia dekati terus wanita idamannya itu. Namun sesuatu hal yang tak diinginkan Anto terjadi. Vira menyambung kembali dengan cowoknya. Harapan dan mimpi yang sudah lama dia bayangkan hancur lebur. Dan Anto kembali melakukan hal yang sering dia lakukan sebelumnya dengan status sebagai teman saja.

****

“Ayo To, ikutan aja. Rugi lho kalo lu kaga ikutan” ajak Firsa.

“Ah males gw, Fir” tolak Anto.

“Vira juga ntar dateng kok ke acara Valentine”

Firsa masih berusaha supaya Anto bisa ikut.

“Palingan ntar dia dateng ama cowoknya” timpal Anto.

“Lho kata sapa ??” sahut Firsa “Dia udah putus gitu”

“Bo’ong lo” kata Anto, sewot. “Lu sengaja kan bawa-bawa Vira supaya gw bisa ikut”

“Serius gw, Vira udah putus” Firsa meyakini Anto bahwa Vira sudah benar-benar putus dengan cowoknya.

“Serius lo ??” Anto balik bertanya.

“Serius nyeeet!” ujar Firsa “Kalo lu mau nembak Vira, ntar gw bisa bantuin atur waktunya”

“Bener ye, kali ini gw bener-bener butuh bantuan lo, Fir” kata Anto.

“Sip! Serahin aja ama gw”.

Akhirnya Anto dapat kabar yang begitu menggembirakan buat dirinya. Vira akhirnya benar-benar putus. Ini sungguh kesempatan yang bagus buat dirinya untuk “menembak” Vira. Sungguh indah buat Anto apabila Vira bersedia menjadi ceweknya, apalagi di acara Valentine. Sungguh sebuah kado yang paling indah bagi dirinya. Dia pun mempersiapkan sebuah puisi yang sangat indah untuk rencana “penembakan” ini, tentu dibantu oleh Firsa.

“Lu gw masukin di rundown acara sebagai mystery box” ujar Firsa.

“Urusan kecil sih kalo itu” timpal Anto “Yang penting gw bisa ngungkapin perasaan gw ke Vira”

****

Acara Valentine pun dimulai. Semua bersuka cita disana. Termasuk Anto dan Vira. Tapi suka cita mereka terpisah. Vira dengan kawan-kawannya, begitu juga Anto. Rangkaian acara telah dimulai, mulai dari games, accoustic-an, organ tunggal, dan tak terasa sudah sampai di acara Mystery Box.

“Akhirnya kita sampai di Mystery Box!!” teriak Firsa, “Kepada Anto dipersilahkan maju”

Semua terheran-heran, termasuk  Vira.

“Untuk Vira juga dipersilahkan maju” lanjut Firsa.

Vira jelas-jelas keheranan. Dia tak menyangka disuruh maju bersama Anto.

“Emang kita mau ngapain sih Fir ??” tanya Vira.

“Ada deh” kata Firsa “Ini kejutan buat lo dari Anto”

****

Semua terdiam. Hening dan membisu. Semua ingin tahu apa yang akan dilakukan Anto. Vira pun bingung. Anto terlihat nervous, Firsa jingkrak-jingkrak. Tak lama Anto mengeluarkan secarik kertas. Kertas itu berisikan beberapa bait puisi yang sengaja dia siapkan untuk “menembak” Vira.

Vira

Telah lama kunanti

Dibawah sinar rembulan

Dibawah teriknya sang Surya

Ku selalu mendambakanmu

Tak pernah terbersit dalam pikiranku untuk melupakanmu

Yang ada dipikiranku hanyalah dirimu

Kau bagaikan sesosok malaikat yang turun dari langit

yang terbuat dari sebuah cahaya yang putih serta mulia

Sosokmu begitu sempurna

Dan sungguh…..membuatku terpanah oleh panah asmara

Vira…

Maukah kau menjadi kekasihku ???

Semua terkejut dengan apa yang dibacakan oleh Anto. Vira juga. Anto tak menyangka dirinya akan mengungkapkan rasa cintanya pada Vira dihadapan semua teman-teman dan sahabatnya.

“Terima ! Terima!” sahut yang lain.

Vira kebingungan setengah mati. Dia bingung, apakah dia harus jadian dengan Anto atau menolak Anto. Dia tahu Anto sangat baik padanya. Hanya pada Anto dia berkeluh-kesah. Anto hanya bisa berharap Vira mau menerimanya.

“Anto” ucap Vira, “Gw seneng banget dapet kejutan kayak begini. Lu selalu baik ama gw, mau dengerin curhatan gw. Jujur gw seneng banget. Hanya saja, gw belum siap buat pacaran lagi. Gw butuh waktu buat sendiri. Maaf ya To, sekali lagi maaf.”

Vira belum bisa menerima cinta Anto. Bagi Anto, pernyataan yang diungkapkan Vira bagaikan petir yang menyambar dirinya secara langsung. Pupuslah sudah harapan Anto. Anto kecewa. Kecewa berat. Teman-temannya hanya bisa memberikan semangat pada Anto. Bagaimana dengan Vira ? Vira menangis. Vira menangis karena dia takut bahwa Anto akan berubah padanya gara-gara dia menolak cinta Anto.

“Sekali lagi, gw minta maaf To” pinta Vira.

“Ngga apa-apa kok, Vir” ujar Anto ” Emang mungkin belom saatnya kita jadian.”

“Mungkin lain kali” sahut Vira

“Mungkin” lanjut Anto.

****

Setelah kejadian itu, Anto kembali menjalani kesehariannya seperti biasa. Begitu juga Vira. Kalau mereka bertemu, terkadang mereka tak tahu apa yang harus mereka perbuat. Terkadang hanya saling menatap saja, terkadang hanya saling melempar senyum. Anto pun hanya bisa menunggu sampai Vira lepas dari kesendiriannya.

Menunggu…

Dan menunggu…entah sampai kapan.

*** selesai***



One thought on “Cinta Untuk Vira

Leave a comment