THE SOLDIER RECON 9 : POKEMON FREAKS HAS MET!! (PART 1)

PLAK!! PLAK!! PLAK!!!

“Sakit..bego…”

Hanya itulah komentar yg diucapkan oleh Ali. Memang, pelipisnya yg luka agak membuatnya sedikit lemas kekurangan darah. Beruntung baginya, Kemal sudah mengobatinya dan menutupnya dengan perban. Tapi, masih satu hal lagi. Ali belum sadar kalau dia sedang bersama Kemal disitu.

“Buset dah ini anak, tidurnya udah mirip Snorlax” Kemal masih mencari cara supaya Ali cepat sadar. Memanggil ibunya sungguh bukan ide yg bagus.

Satu persatu cara dia pikirkan, mulai dari menyiramnya dengan air yg bisa didapat di comberan sebelah, atau tutup hidungnya Ali, atau telanjangin supaya kedinginan sampai sadar. Ide yg terakhir sungguh buruk, yg ada mereka akan disangka homo.

“Maafkan gue Li, tapi ini cara terbaik….” Kemal berharap cara yg dia temukan terakhir bisa ampuh untuk membangunkan Ali. Kemal naik ke sebuah meja dan mulai menghitung sampai tiga.

“Satu..dua..TIGA!!”

Kemal membangunkan Ali dengan ekstrem. Dia sengaja lompat dari meja untuk membangunkan Ali.

“BUAAHHHH!!!!!!” Ali bangun sambil tersedak dan terbatuk-batuk. Matanya melotot sambil bernapas dengan susah payah.

“Lo..loh….Kem, lo ada disini ?? Uhuek…” Ali terkejut dengan keberadaan Kemal disitu.

“Iye, dan satu catetan, susah banget bangunin lo” ujar Kemal sambil mengelap keringatnya, “Gue mesti loncat dari atas meja buat bangunin lo doang”

“LO LONCAT DARI MEJA BUAT BANGUNIN GUE ?!!!” Ali menepuk jidatnya “Pantes kenapa gue bisa mimpi ditiban sama babi hutan”

“Ya gitu….bangsat lo emang…udah susah-susah dibangunin, malah disamain sama babi” ketus Kemal.

“Btw, thanks berat ye, padahal gue udah mikir kalo gue bakal mati disini”

“Lo ga boleh mati! Lo masih punya hutang beliin kaset Pokemon Z”

“Buset…masih diinget aja, gue ga akan lupa, suer!”

Ya memang kalau mereka sudah bertemu, yang mereka bicarakan hanya pokemon, pokemon, dan pokemon. Entah itu dari serial kartunnya, game, komik, hingga versi pornonya mereka bicarakan. Ibarat pisang dempet, mereka tidak terpisahkan. Kalo mau curiga, boleh aja, siapa tau ada fakta lain dibalik ini semua, misalnya saling tukeran kolor, mungkin ??

Kembali ke cerita, sambil beristirahat sejenak, Kemal mulai bingung bagaimana cara mereka sampai ke UNPAR.

“Lo ada ide kaga?” Kemal mulai membuka pembicaraan.

“Lagi ngga bisa mikir gue…belom makan…” Ali memang terlihat kurus.

“Nih gue ada roti, tapi…..”

Gelap mata. Ali langsung menyambar roti yg baru saja dikeluarkan Kemal dari tasnya. Dengan membabi buta, Ali memakan roti yg nasibnya sungguh tak beruntung itu.

“……kedaluwarsanya kemarin” lanjut Kemal.

Mata Ali kembali terbelalak. Ali langsung mengecek tanggal kedaluwarsanya dan memang itu tanggal di hari kemarin.

“Jadi…bodo amat ah” Ali sudah terlalu lapar.

Tiba-tiba gemericik hujan kembali terdengar. Disertai dengan angin kencang dan hujan besar pun mulai membasahi kota Bandung. Menyisakan dua pria lugu, polos, dan urakan , didalam pondok gelap, dan remang-remang. Berharap saja mereka tidak melakukan hal yg aneh-aneh.

“Gimana kalo kita berangkat sekarang ?” tiba-tiba Ali mengajak untuk melanjutkan perjalanan setelah menghabiskan roti bungkus beserta dengan plastiknya.

“Lo yakin ? Ditengah hujan begini ?”

“Yakin banget! Lagian pasukan musuh juga ngga akan patroli kalo ujan kayak begini” kata Ali sambil menepuk bahu Kemal.

Entah apa yg ada dipikiran Kemal. Dia langsung mengiyakan ajakan Ali. Secara bersamaan, mereka berdua meninggalkan tempat itu ditengah hujan besar.

Tapi yg ada mereka tambah menderita. Dimalam dingin seperti itu, dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan adalah sebuah kesalahan. Ditambah, hujan yg tadinya hujan angin biasa berubah menjadi hujan es.

Ibarat pokemon, mereka adalah Snorlax dan Psyduck. Emang ngga ada yg beres sama isi pikirannya masing-masing.

“Bos mereka sudah bergerak”

“Pantau terus ke arah mana mereka bergerak!” ujar Bryan.

Bryan sudah memantau pergerakan Kemal dari daerah Cihideung.

“Dapat dua mangsa, yang satu memang sasaranku dan yang satu lagi….” omongan Bryan terhenti, “akan kubalaskan dendammu padanya, Edge…”

Bryan dan Edge adalah sahabat kental dari SMP dulu. Kemana-mana selalu bersama, dari berangkat sekolah hingga mandi bareng (?). Kurang lebih sifat mereka mirip dengan Ali dan Kemal.

Bryan tentu kesal dengan kematian Edge ditangan Ali. Dia mendapatkan kabar itu setelah ada beberapa orang dari pasukan Edge yang datang padanya dan memberikan kabar menyedihkan itu. Setelah mendapat kabar itu, Bryan bersumpah akan menghabisi yg membunuh Edge, yg notabene itu adalah Ali.

Bryan melangkah ke arah senjatanya dan mulai mengisi senjatanya dengan peluru. Machine gun yang cukup besar, hanya dia tenteng dengan satu tangan, dan dia memiliki dua Machine gun.

“Semua berkumpul di ruang komando!” Bryan memerintahkan anak buahnya melalui interkom.

“Dengar semuanya, kali ini, kita akan benar-benar menghabisi orang. Kalian lihat dua orang bodoh ini ?! Ya, merekalah sasaran kita. Tapi jangan terkecoh dengan penampilan dan ketololan mereka, karena salah satu dari mereka berhasil membunuh Edge, sahabatku. Sekarang, serbu mereka berdua, SEKARANG JUGA!!!!” perintah Bryan.

“SIAP” semua pasukan serentak meninggalkan pos dan Bryan mengikuti dari belakang.

“Lihat saja Edge, akan kupenggal kepala anak itu demi membalaskan kematianmu” Bryan mengikrarkan janjinya dan mengepalkan tangannya ke atas. Disisi ini, Bryan terlihat lebih jantan dari Kemal dan Ali.

TOEEETTT!!! TOEEETTTT!!!

Suara sirine membahana di seluruh penjuru Jln. Sukajadi. Kemal dan Ali jelas tambah bingung. Apalagi Ali, mungkin luka dikepalanya membuat otaknya menjadi tambah sengklek.

“Udah imsak ya?” imbuh Ali sambil garuk-garuk kepala.

“Sekarang bukan bulan puasa, bego! Itu tandanya pasukan musuh sudah mulai bergerak!!” Kemal menyiapkan senjatanya tanda waspada.

“Lo tau dari mana mal?” Ali makin keheranan.

“Insting gue yg ngasih tau” jawab Kemal dengan keren. Tapi tampangnya lebih mirip dengan Tukul dibanding Van Damme.

Kemal dan Ali segera menyiapkan senjata dengan amunisi seadanya. Yang bisa mereka andalkan saat ini adalah senjata sniper milik Ali dan machine gun milik Kemal. Tentu dengan amunisi yg sudah menipis sekali. Amunisi peluru yg mereka punya saat ini untuk masing-masing senjata andalan hanya untuk 2 kali reload saja.

Untung mereka mengambil beberapa handgun dari pasukan musuh yg berhasil mereka tumpas. Setidaknya, untuk handgun mereka punya cadangan peluru lebih banyak.

“Kita pake handgun dulu aja, mumpung peluru yg kita rampas banyak” Ali mengidekan.

“Setuju..” Kemal pun mengiyakan pernyataan Ali.

Jika sudah dalam kondisi terjepit seperti ini, mereka bukan bagaikan Snorlax atau Psyduck lagi, tapi menjelma menjadi Blastoise dan Charizard. Entah mengapa, pikiran mereka mendadak kritis disaat seperti ini.

Benar saja, baru berjalan 10 langkah, pasukan musuh sudah ada di depan mereka dan mulai menembaki mereka berdua.

“Berlindung!!!” Kemal dan Ali langsung bersembunyi dibalik tembok-tembok bangunan.

Jumlah pasukan musuh yg begitu banyak membuat mereka harus menggunakan dua handgun sekaligus. Dan lucunya, akurasi menembak mereka mendekati 100%. Entah apa yg merasuki mereka. Berharap saja mereka kerasukan para pejuang Indonesia 1945.

Kemal dan Ali mulai balas menembaki pasukan musuh.

“Kem, taruhan yok, mau kagak?” tawar Ali.

“Ayok, mau taruhan apaan lo?” Kemal menerimanya dengan senang hati.

“Yang paling sedikit headshot-nya, harus nraktir makan sama minum di warung Bu Moes, gimana ?” sambung Ali.

“Deal!” Kemal menyanggupi tawaran itu.

Bisa-bisanya mereka taruhan dikala kondisi tertekan seperti ini. Tapi, itu bisa saja menjadi salah satu pemicu bagi mereka berdua untuk menumpas pasukan musuh dengan segera agar mereka bisa melanjutkan perjalanan mereka ke UNPAR.

Pasukan musuh mulai berjatuhan. Bukan, mereka bukan turun dari langit. Kebanyakan dari pasukan musuh terkena tembak tepat di kepala mereka. Untuk lebih detailnya, persis diantara mata mereka naik sedikit. Itu sedikit membuat pasukan musuh mirip orang India.

“Apa-apaan ini?!!! Mereka hanya berdua, cepat habisi!!!” Bryan sudah kesal duluan. Berharap saja dia sedang PMS saat itu.

Pasukan musuh kembali memberondong mereka berdua. Untungnya, mereka lagi mengisi ulang senjata mereka saat itu.

“Ayo lagi!!!” Gue ngga akan kalah dari lo, Li!!” Kemal menembak dengan membabi buta.

“Lo harus nraktir gue Kem!!!” Ali sama semangatnya dengan Kemal.

Lagi-lagi tembakan mereka tepat dijidat para pasukan musuh itu. Itu semakin mempermudah pekerjaan mereka saat itu, meski ditengah hujan es.

Bryan yang sudah tanggung kesal, mulai mengeluarkan machine gun-nya. Tidak hanya satu, tapi dua sekaligus. Dan Bryan langsung menembakkan pelurunya dengan sembarangan, masa bodoh jika tembakannya mengenai pasukannya sendiri. Sekedar informasi, machine gun yang digunakan Bryan itu jenis machine gun yg bisa berputar bagian depannya.

“MATI KALIAN!!! MATI KALIAN!!!!” Mata Bryan melotot serasa mau copot.

“Waduh, kabur dulu Kem. Salah-salah kita kena berondong peluru om-om ajaib itu” Ali langsung menghindar.

“Buset deh, tunggu woy!” Kemal berniat untuk menyusul Ali. Terlambat, langkahnya terhenti akibat terjangan peluru Bryan.

Terpaksa Kemal berlari ke arah berlawanan dan mulai bersembunyi. Tersadar, hujan mulai berhenti. Dengan situasi seperti ini, mengalahkan Bryan akan menjadi lebih mudah.

“Li, lo siapin sniper lu, back-up gue” Kemal meminta pertolongan.

“Udah dari tadi, pas dipondok udah gue siapin” jawab Ali keras.

“KALIAN TIDAK BISA BERSEMBUNYI!!!!! HUAAHAHAHA!!!”

Bryan kembali menembakkan senjatanya dengan sembarangan. Wajar saja, persediaan pelurunya dia lilitkan ke badannnya. Mirip Rambo-lah sedikit, cuman yg ini versi jeleknya.

“Sip!” Kemal mengeluarkan machine gun-nya dan mulai membalas tembakan Bryan.

Tembakan dari Kemal cukup membuat Bryan melangkah mundur dulu mencari perlindungan. Hanya saja, Kemal harus pintar-pintar menggunakan pelurunya. Indahnya, Kemal mengikuti Bryan sambil menembak. Tanpa sadar, Kemal mengisi kembali senjatanya dan kembali menembaki Bryan.

“Hei bodoh, ingat sisa pelurumu..” Ali mengingatkan Kemal.

Kemal mendadak terdiam. Dia tersadar bahwa peluru disenjata yg dia pegang sekarang tinggal ada 40 buah saja. Dan itu sudah siap ditembakkan. Kemal hanya menepuk jidatnya akibat keteledorannya.

Kemal langsung berlari mundur, dan lagi-lagi menembakkan senjatanya hingga pelurunya habis. Kali ini, Kemal langsung melempar senjatanya. Disaat itulah, Bryan kembali muncul dan Kemal sudah bersembunyi tentunya.

“Dimana kau bodoh ?! KELUAR!!!” Bryan membentak mereka berdua.

Kemal dan Ali tentu tidak akan keluar dari tempat masing-masing. Dengan berbisik-bisik menggunakan HT, mereka berdua menyusun rencana.

“Li, gimana kalo lu tembak machine-gun tepat ditengah-tengah, masing-masing 2 kali? Supaya bisa merusak pemutar machine gun itu.” ujar Kemal.

“Bisa saja, tapi berikutnya apa?” Ali bingung langkah selanjutnya.

“Gue baru aja nemu senjata lain, mirip-mirip sniper, masih ada sisa 5 peluru lagi” sahut Kemal.

“Emang lo bisa pakenya, Kem?” Ali meragukan kemampuan Kemal.

“Mudah-mudahan….” jawab Kemal sekenanya.

Ali hanya bisa berdo’a semoga Kemal bisa menggunakan senjata yg baru ditemukannya itu. Ali mulai membidik senjata Bryan. Bodohnya Bryan, dia hanya fokus pada Kemal, tidak pada Ali.

BANG!!! BANG!!! BANG!!! BANG!!!!!

Ali menembak secara beruntun dua kali, dengan harapan 4 peluru yg dia tembakkan bisa merusak machine gun Bryan.

DZING!! DZING!!!

Suara pantulan peluru menggema. Itu tandanya peluru yg ditembakkan oleh Ali tepat mengenai machine gun Bryan.

“HAHAHAHA!!! MELESET, DASAR KAU BOCAH INGUSAN!!!!” Bryan dengan muka sengaunya mulai menarik pelatuk.

Sial baginya, pelatuk itu mendadak tidak bisa dia tarik. Pelatuknya menjadi keras. Usaha Ali untuk merusak machine gun Bryan berhasil dengan telak. Dengan kondisi seperti itu, Bryan malah membanting-bantingkan senjatanya dan kembali menarik pelatuknya dengan paksa.

Naas. Akibat menarik paksa pelatuk senjatanya, Bryan tidak sadar jika mesiu didalam peluru yg berada di senjatanya mulai terguncang dan terbakar. Akibatnya, senjatanya meledak dan peluru-peluru itu mulai terbakar dan menjalar ke tubuhnya. Hal ini disebabkan gara-gara peluru yg dia lilitkan di badannya dengan sengaja.

“ARRGGGHHH!! SIALAN KAU ANAK SETAN!!!!!” geram Bryan akibat ulah Ali.

“SEKARANG KEM!!!!” teriak Ali dari kejauhan.

Kemal mulai membidik secara hati-hati karena Bryan yg kepanasan itu tidak berhenti bergoyang-goyang. Tepat saat Bryan menghadapkan badannya, Kemal mulai melepaskan tembakan. Dia habiskan sisa 5 peluru itu.

Hasilnya lumayan, 2 peluru tepat mengenai perut Bryan, 1 peluru di ulu hatim dan 2 peluru tepat bersarang di jantungnya. Bryan terkapar dan tewas seketika. Dia gagal membalaskan dendam sahabatnya, Edge.

Kemal dan Ali mulai keluar dari tempat persembunyiannya. Melihat Bryan yg tewas sedang dilalap api. Tanpa komando, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka ke UNPAR. Hujan sudah berhenti, dan matahari mulai bersinar kembali memancarkan cahaya harapan.

 

 

To be Continued……..

 

 

 

 

 

Leave a comment