THE SOLDIER RECON CHAPTER 5 : THE TWO GRIM REAPER (PART 1)

“Tetep waspada Frank, lo udah hampir mati 7 kali tadi” Ali mengingatkan Frank untuk jaga-jaga dan ngga sembrono.

“Iye, iye sorry” Frank mengaku salah disini. Hampir setiap langkah Ali selalu direpotkan oleh Frank.

“Udah dapet kabar dari Rere belom ?” kata Ali supaya Frank tetap mencoba untuk berkomunikasi dengan tim Rere dan Medina.

“Belom bro, susah banget, lo gimana ?” Frank balik nanya sama Ali.

“Kemal sama Zico susah dihubungin juga, ngga tau kenapa” Ali juga menemukan masalah yg sama.

“Yaudah deh, ntar lagi aja bro” Frank memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Sudah hampir 3 hari mereka menumpas pasukan teroris di area Cijerah. Bahkan mereka belum sampai di titik aman mereka di Kebon Jati. Setahu mereka, disitu juga ada tempat rahasia untuk mereka beristirahat, karena mereka hanya istirahat selama 2 jam saja.

“Lemes banget gue, mana obat gue abis lagi” Frank ingat obat asmanya habis. Akan menjadi cerita konyol kalo dia mati gara-gara asma, bukan ditembak musuh.

“Ada apotek tuh didepan, ambil beberapa aja, buat jaga-jaga” Ali langsung berjalan ke apotek yg sudah kosong itu, “Ngga kekunci bro, ayo masuk”

Mereka berdua masuk ke apotek itu. Frank mulai mengambil beberapa obat asma sambil minta maaf karena ngga bayar. Ali mencari-cari suplemen supaya ngga kelelahan di perjalanan nanti.

“Lo dapet obatnya Frank ?” kata Ali sambil memasukkan beberapa suplemen ke tasnya, “Bawa ini juga Frank, buat stamina tetep kuat”

“Udeh, udeh, thanks bro” Frank menangkap beberap suplemen yg dilempar Ali.

Mereka berangkat lagi. Hari sudah mulai gelap dan musuh pasti akan menyerang mereka disaat seperti ini. Tapi senjata dan mental mereka sudah siap untuk melawan pasukan musuh, buktinya mereka masih bertahan hidup sampai sekarang.

“Duh, pengen boker gue” Frank tiba-tiba nyeletuk.

“Makanya, kalo makan itu pilih-pilih” kata Ali mulai kesal “Lagian lo ngapain juga makanin roti yg udah basi”

“Mana gue tau itu roti udah basi” bantah Frank ngga mau kalah “Itukan ada di tas gue”

“Ya lo tetep perhatiin tanggal basinya” Ali bener-bener kesal sekarang “Itu basinya kapan ?”

“Sekitar 4 hari yg lalu sih” jawab Frank polos.

Ali hanya menepuk dahinya. Dia tidak berkomentar apa-apa lagi. Disaat seperti ini Ali mendengar ada suara-suara berisik di sebuah gang. Mereka berdua langsung menghentikan langkah mereka.

“Ssst, pelan-pelan” kata Ali “Mungkin itu pasukan musuh”

Frank mulai menyiapkan senjatanya dan mengarahkannya ke arah gang itu. Seketika ada seseorang yg keluar dari situ sambil berlari kemudian terjatuh. Dan dibelakangnya ada sekelompok orang yg membawa senjata.

Tanpa komando, Ali dan Frank mulai menembaki gerombolan bersenjata itu. Orang itu pun selamat sekarang. Mereka mendekati orang itu dan mereka mendapati kalau orang itu adalah teman sekampus mereka, Indah.

“Indah? Lo ngapain disini? Disini kan berbahaya” Frank membantu Indah berdiri.

“Iya, gue juga ngga tau kenapa bisa ada disini, yg gue tau, gue dikejar-kejar sama mereka semua” Indah menjelaskan kenapa dia bisa disitu “Tapi, kok kalian ada disini juga dan kenapa penampilan kalian seperti teroris-teroris itu ?”

“Kami dipilih untuk menumpas teroris-teroris itu” Ali menjelaskan pada Indah, “Lebih baik, lo ikut sama kami sekarang, kami bawa lo ke tempat yg lebih aman”

“Tapi agak jauh sih, di daerah Kebon Jati” sambung Frank untuk meyakinkan Indah tapi ujung-ujungnya membuat Indah ragu.

“Baiklah, tapi tempat itu benar-benar aman kan?” Indah memastikan sekali lagi kalau tempat tujuannya kali ini aman.

“Aman kok, aman” jawab Ali sama Frank bersamaan.

Tugas mereka kini lebih berat. Mereka harus menuju ke titik aman sambil mewaspadai pasukan musuh yg muncul. Disamping itu, mereka juga harus melindungi Indah agar tidak diculik musuh atau tertembak musuh. Kekhawatiran mereka menjadi kenyataan. Beberapa langkah mereka berjalan, pasukan musuh ada di depan mereka.

“Berlindung!!!” teriak Ali, “Frank, bawa Indah ke balik dinding itu!!”

Frank bergerak sambil menunduk dan menembaki musuh dan menjaga agar Indah tidak tertembak.

“Lo tunggu sini, gue bantu Ali dulu” Frank langsung bergabung dengan Ali menembaki pasukan musuh. Sayang, pasukan musuh banyak yg bersembunyi.

“Li, pake Nightvision!” kata Frank, “Gue nembakin yg keliatan, lo nembak yg sembunyi”

“Yg sembunyi mana bisa ditembak, bro ?!!” Ali bingung dengan pemikiran Frank.

“Maksud gue, pas mereka nongol lo langsung hajar pake Magnum!!” Frank menjelaskan maksud dari pemikirannya.

“Ohhhh, bilang dong kalo gitu” Ali menyiapkan senjatanya dan mulai memakai Nightvision.

“Makanya lo jangan kebanyakan makan mie instan” Frank kembali menembak pasukan musuh.

BANG!!! BANG!! BANG!!!!

Ali menembakkan sniper rifle-nya. Pasukan yg sembunyi pun menjadi korbannya. Urusan menembak tepat seperti ini memang Ali jagonya. Kalah strategi dan kecerdasan, pasukan musuh pun mundur mengingat banyak juga anggota mereka yg tewas menjadi korban Ali dan Frank.

“Bagus, mereka mundur” Ali tetap bersiap menembak jikalau ada musuh yg muncul, “Frank, lo coba liat situasinya, aman apa ngga”

Frank keluar dengan senjata siap ditangannya. Frank memastikan situasi disitu sudah aman.

“Oke, clear! Kita bisa jalan sekarang” Frank memberi tanda pada Ali dan Indah untuk segera keluar.

Peluru mereka sudah mulai menipis, dan pasukan musuh bisa muncul kapan saja. Sungguh situasi yg menyulitkan. Apalagi Frank, dia harus menahan buang air.

“Sumpah, gue udah ngga tahan banget nyet” Frank keringat dingin sambil memegang pantatnya, dia benar-benar sudah tidak kuat.

“Sabar dikit, di perhentian nanti ada WC pasti!” Ali terus menguatkan hati Frank. Indah hanya berharap mereka berdua tidak saling jatuh cinta.

Perjalanan terus dilanjutkan, kondisi di jalanan Cijerah menuju perhentian pertama di Kebon Jati masih jauh. Sesekali mereka berhenti untuk beristirahat untuk makan. Yang makan cuma Ali sama Indah, Frank terpaksa menunda makan malamnya dia sebelum “usaha-nahan-buang-airnya” dia tidak sia-sia.

“Oya, kita udah sampe dimana ini?” Indah bertanya pada mereka berdua.

“Di deket-deket Jalan Rajawali” jawab Ali cuek sambil makan.

“RAJAWALI?!!!!” Indah sontak kaget, dia sadar dia ada di daerah yg tidak dia kenal.

“Ssttt!! Jangan teriak-teriak, pasukan musuh bisa denger kita” Frank mengingatkan Indah untuk tetap waspada.

“Ups, maaf….tapi….gue bener-bener ngga tau daerah ini” sekarang Indah bingung dengan daerah yg dia tempati sekarang.

“Emang selama lu….lari…lu ngga….” Frank bertanya sambil bersusah payah menahan buang air.

“Ngga, gue asal lari aja, yg penting gue mikirnya selamat dulu dari musuh-musuh itu” jawab Indah polos.

Lengkap. Jaga diri masing-masing saja sulitnya minta ampun. Kini ditambah Indah yg memang tidak tahu kondisi di daerah Jalan Rajawali.

Tiba-tiba ada yg suara yg datang menuju arah mereka. Dan suara itu semakin lama semakin mendekat.

“Meoonngg”

Ternyata hanya seekor kucing, Frank dan Ali mulai mendekati kucing itu dan ingin mengelusnya. Tapi mereka sadar satu hal, kucing itu ditanami bom yg siap meledak kapan saja.

“Menghindar!! Kucing itu ada bomnya” Ali dengan segera menyergap Frank sambil meloncat.

BUARRRRRR!!!!!! Kucing itu meledak seketika. Frank dan Ali hanya terkena cipratan darah kucing itu saja.

“Mereka menggunakan kucing sebagai senjata?!!” Frank sungguh tidak percaya, “Dasar mereka manusia biadab”

“Boleh saja lo bilang gitu, tapi mending kita cari pom bensin atau WC umum” kata Ali sambil menutup hidungnya “Lo udah kentut-kentut mulu dari tadi”

“Kalo begitu ayo cepat, siapa tau dijalan kita nemu mini market jadi kita bisa ambil beberapa makanan untuk diperjalanan” Indah sependapat dengan Ali.

Mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanan mereka. Yang menjadi poin penting disini adalah membiarkan Frank buang air terlebih dahulu agar perjalanan mereka tidak terlalu terganggu dengan ocehan Frank. Kedua, menemukan mini market karena persediaan makanan mereka sudah mulai menipis.

Mungkin dewi fortuna sedang menaungi mereka kali ini. Mereka menemukan mini market lengkap dengan WC-nya juga. Jadi, saat Frank buang air, Ali dan Indah bisa mengambil beberapa cadangan makanan.

“Frank, bantu gue dobrak pintunya dong” Ali jelas minta bantuan Frank.

BRAKKK!! Frank langsung menendang pintu mini market dan langsung menuju WC. Memang kekuatan seseorang bertambah beribu-ribu kali disaat ingin ke WC.

“Hebat……” Ali hanya bisa berkomentar saja.

“Selama Frank masih di surganya dia, mending kita ambil makanan aja” Indah menarik lengan Ali.

Mereka tidak tahu padahal selama perjalanan ada pasukan musuh yg membuntuti mereka bertiga.

Frank yg sudah selesai dengan urusannya di kamar mandi ikut bergabung mengambil makanan bersama Ali dan Indah.

“Li, lo tau ngga kalo kita diikutin sama pasukan musuh?” Frank berbicara pada Ali sambil berbisik.

“Dimana?” Ali terheran-heran kenapa Frank tiba-tiba memberitahunya seperti itu.

“Gue liat mereka pas keluar dari kamar mandi.” lanjut Frank, “Sepertinya mereka mau nembakin kita pas keluar dari mini market ini”

“Yaudah, lo temenin Indah ambilin makanan, gue cek dulu sebentar apa ada pintu keluar di belakang mini market ini” Ali langsung bergerak ke belakang mini market.

Nihil. Tidak ada pintu belakang, meskipun dibelakang mereka ada gang kecil. Yang ada hanyalah jendela kecil di WC.

“Cuma ada jendela kecil, itupun di WC” kata Ali sambil terengah-engah, “Terpaksa kita lewat situ aja, sekarang bergerak satu-satu supaya ngga terlalu mencurigakan”

Mereka bertiga langsung menarik Indah. Indah mendadak tegang karena dia dibawa ke WC. Mereka bertiga masuk dan mengunci WC itu. Ngga, mereka bukan mau nyuruh Indah sikat gigi. Setelah menjelaskan kalau mereka dibuntuti musuh, Indah akhirnya bisa mengerti.

“Oke Li, lo yg pertama karena badan lo paling gede disini” Frank menyuruh Ali untuk duluan naik, “Cepet kita ngga punya banyak waktu, sekalian sama tas-tas kita”

“Iye, iye” Ali naik sambil susah payah, “Boleh dorong dikit? Gue ngga muat nih lewat sini”

Serempak Indah dan Frank dorong-dorong Ali supaya bisa keluar dari situ. Berhasil, Ali mendarat dengan mukanya lebih dulu.

Mulai terdengar suara-suara berisik. Frank menduga kalau pasukan musuh udah mulai masuk ke mini market.

“Li, tangkep Indah” Frank mendorong sedikit Indah agar bisa lebih cepat keluar dari mini market, “Sekalian lo pastiin, apa semua pasukan musuh masuk ke sini atau cuman beberapa orang doang”

Hupla. Ali menangkap Indah. Ali langsung mengecek ke depan dengan perlahan-lahan. Ada sekitar 4 orang yg menunggu diluar, tapi mereka perlahan-lahan masuk ke mini market itu.

“Ada 4 orang Frank yg bakalan masuk” Ali memberikan informasi sama Frank.

“Oke, gue punya rencana kecil disini” Frank tidak langsung meloncat keluar jendela, “ Gue pancing itu musuh ke dalem WC ini, lo pelan-pelan ngendap ke sono, kunci WC-nya dari luar. Nah pas beres konci lo langsung ke luar lagi, gue bakal lempar bom dari jendela WC.”

Brilian. Idenya Frank sungguh brilian. Mungkin ini efek dia sudah buang air, pikirannya juga jadi ikut lancar. Ali menyuruh Indah cari tempat sembunyi yg lumayan jauh. Supaya ngga kena efek ledakan. Ali langsung mengendap-ngendap masuk.

“WOY, GUE DISINI!!!” Teriak Frank untuk memancing pasukan musuh.

Dalam hitungan detik, pasukan musuh mulai menembaki Frank tapi tidak ada yg kena. Frank berlari menuju WC. Disaat yg sama Ali memasuki mini market tanpa sepengetahuan pasukan musuh. Saat semua pasukan musuh memasuki WC, Ali mendorongnya hingga pasukan musuh itu jatuh. Ali langsung menguncinya menggunakan sapu dan alat pel, dan dia yakin kalau pintu itu akan sulit dibuka karena pintu WC dibuka ke luar, bukan ke dalam.

“Frank sekarang !!” teriak Ali memberikan aba-aba pada Frank.

Frank yg sudah diluar, langsung melemparkan 2 buah High Explosive Grenade. Dan pasukan musuh pun tewas seketika di dalam mini market itu.

“Berhasil!” Ali gembira luar biasa, “Tumben lo pinter Frank”

“Pikiran gue itu lancar disaat lagi nongkrong di WC cuy, keren kan?” Frank merasa kegantengannya meningkat 20%.

“Yaudah yuk, sekarang kita ke tempat Indah sembunyi” Ali langsung memimpin jalan.

Mereka bertemu dengan Indah lagi disebuah rumah kecil disitu. Mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Mereka tidak menyadari masih ada musuh yg mengawasi mereka dalam perjalanan menuju ke pemberhentian pertama di Kebon Jati. Musuh yg benar-benar harus mereka waspadai. Musuh yg tak pernah menunjukkan siapa dirinya, karena di setiap dia menunjukkan dirinya, lawannya sudah terlebih dulu mati.

 

Dia adalah Edge………..

 

To be Continued……….

Leave a comment